[Review Film] Ketika Mas Gagah Pergi #1
Film Ketika Mas Gagah Pergi
adalah film produksi Indo Broadcast Production yang disutradarai oleh Firman
Syah. Film yang penuh dengan pesan moral dan nilai-nilai religius ini
sejatinya diangkat dari novel karya Helvy Tiana Rosa. Menariknya, novel ini
pertama kali diterbitkan pada 1997, tetapi
sebenarnya sangat mampu mewakili kehidupan anak muda zaman sekarang.
Novel serta film Ketika Mas
Gagah Pergi ini akan membuka mata hati seseorang, seperti apakah seorang sosok
malaikat dalam sebuah keluarga.
Apakah mereka yang berfoya-foya atau mereka yang senantiasa istiqamah berbuat kebaikan dan menawarka kebahagiaan yang sesungguhnya
Apakah mereka yang berfoya-foya atau mereka yang senantiasa istiqamah berbuat kebaikan dan menawarka kebahagiaan yang sesungguhnya
Semua kalangan masyarakat
harus menonton film yang satu ini. Betapa tidak, film ini adalah satu-satunya
film yang setiap paragraf dalam novelnya tidak ada yang terpotong atau dirubah.
Mulai dari karakter tokohnya, hingga latar dan alur ceritanya.
Selain menampilkan
bintang-bintang muda dan kompeten, film gubahan sutradara Firmansyah ini juga
didukung oleh beberapa aktris dan aktor senior seperti Wulan Guritno dan
Mathias Muchus. Tanggal 21 Januari kemarin akhirnya film ini resmi diluncurkan
di bioskop tanah air.
Mas Gagah yang diperankan
oleh Hamas Syahid Izzudin ini diceritakan menjadi seperti layaknya sosok
seorang malaikan bagi Gita (adik Gagah) yang diperankan oleh Aquino Umar. Sepeninggalan
ayahnya, Gagah seolah mengisi kekosongan hati adiknya itu. Mas Gagah digambarkan
sebagai sosok yang cerdas, tampan, gaul serta penyayang.
Keterbukaan dan keakrabannya
dengan sang adik mulai merenggang sepulang Mas Gagah mengerjakan penelitian di
Ternate, Maluku Utara. Penampilannya yang dulunya modis dan tmapil modelis
semenjak itu berubah menjadi sosok yang religious, dan tentunya Mas Gagah membatasi
diri dari kegiatan yang memang kurang memiliki manfaat.
Bagi Gagah, berhijrahnya ia
adalah demi hidup yang lebih baik dan iya dia mendapatkan ketenangan dan
kebahagiaan dengan pilihannya. Walaupun awalnya keluarganya sendiri menganggap
hal itu aneh. Gita mulai membenci sifat Gagah yang berubah jauh dari
sebelumnya, namun hal itu tidak menghalangi Gagah untuk tetap istiqamah dengan
pilihannya.
Hingga suatu saat Gagah
mulai membuat hati ibunya yang diperankan oleh Wulan Guritno tersentuh ketika
diajak mengunjungi “Rumah Cinta” yang sudah ia dirikan di kawasan kumuh dengan
bantuan para mantan preman. Disisi lain, seseorang yang memiliki sifat dan
prilaku yang sama dengan Gagah mulai menarik perhatian seorang Gita. Selnjutnya
akan diceritakan dalam Film Ketika Mas Gagah Pergi #2, lanjutan dari sesi 1
ini.
Selama 2 Pekan mulai tayang,
film ini sudah mampu mencapai runer up box office movie Indonesia. Bunda Helvy
mengatakan pada awalnya semua ongkos membuat film ini datang dari donasi
masyarakat. Saya itu produser dari 0 rupiah. Tapi saya keliling ke 120 kota di
Indonesia. Sumbangan yang saya terima mulai dari 500 rupiah sampai 100 juta
rupiah," jelasnya kepada Okezone (16/1).
Belum ada Komentar untuk "[Review Film] Ketika Mas Gagah Pergi #1"
Posting Komentar