Jangan Sentuh Hatinya Jika Tak Berani Menikahi
Jangan
kau sentuh hatinya jika kau belum siap untuk bertemu walinya dan memintanya. Jangan
sentuh hatinya jika tak berani kau ambil keputusan tuk menikahinya segera. Apakah
kau tega membiarkan ia menunggumu tanpa sebuah kepastian? Karena hatinya
bukanlah sebuah persinggahan apalagi pelarian.
Jangan
kau lepaskan rayuanmu padanya jika hanya dengan niat bercanda, tutuplah
rapat-rapat sikap itu agar tiada hati yang terluka nantinya. Jikalau memang
sudah kau putuskan, maka berilah ia kepastian berapa lama ia harus menunggumu. Boleh
saja kau sentuh jika kurun waktu yang kau berikan pantas, maksimal 6 bulan
misalnya. Jika lebih dari itu, sungguh disayangkan keputusan yang telah kau
ambil. Membiarkannya digantung tanpa ada kepastian, membuatnya menantimu sedang
diluar sana sudah banyak yang lebih siap darimu.
Lepaskan
ia jika kau belum siap menjalani sebuah komitmen. Karena hatinya bukan
permainan, apalagi tempat yang pantas untuk kau gadaikan terhadap waktu. Jika kau
seorang muslim sejati, langkah pasti harus menjadi pilihanmu. Muliakan atau
tinggalkan. Bisikkan pada hatimu dan hatinya bahwa, kau dan dia belum
sepenuhnya memiliki tuk menenangkan hatimu jika suatu saat ia memilih jalan
yang berbeda denganmu.
Jika
suatu saat tiba masanya dimana ia dihadapkan dengan sebuah pilihan untuk
menantimu yang belum pasti atau menerima ia yang siap menafkahi, maka janganlah
kau bersedih. Karena itulah hasil dari sebuah keputusan yang telah kau ambil
dan raih selama ini. Berkutat dalam ketidak pastian dan berbuah penantian
panjang yang tak berujung.
Bagi
sang hawa, kepastian itu adalah penghormatan akan dirinya, sebuah penghargaan
yang tak ternilai harganya. Karena ketika sebuah kepastian telah kau berikan
padanya, sungguh penghormatan dan penghargaan telah kau berikan padanya. Bahkan
ketika itu, hatinya telah mendapatkan tempat untukmu.
Jangan
kau sentuh hatinya jika janji hanya sekedar janji. Karena kau harus tahu,
ketika seorang hawa bersedia dan kemudian menunggumu, sebenarnya ia telah
membuang banyak kesempatan untuk dibahagiakan oleh orang lain yang lebih siap
darimu. Ia telah mengorbankan kesetiaannya menunggumu mengambil kepastian,
namuan sungguh mengecewakan jika kesempatan itu kau buang percuma. Karena tanpa
kau sadari telah kau pecahkan gelas kaca yang lama ia rawat dengan penuh harap.
Karena ketika ia menunggu, tak hanya menunggu namun juga selalu menjaga hati
demia sebuah janji yang tak pasti (apabila tiada mampu kau tepati).
Jika
memang suatu kesempatan kau memberikannya janji untuk segera menikahi, berilah
ia senggang waktu maksimal untuk menanti. Agar ia tak hanya menjadi wanita
tanpa kepastian status. Ingatlah, jika memang kau mencintainya cukup dengan
datangi walinya kemudian genggam erat tangan walinya didepan penghulu. Jangan kau
ajak ia untuk pacaran pada umumnya, atau akan lebih parah lagi jika kau
mengajak ia pacaran dengan dalih taaruf.
Ingatlah,
walaupun ia sudah kau khitbah atau ia telah kau pinang. Ia tetaplah bukan
siapa-siapamu, tanggung jawab dan segala tangguhan masih berada dipundak
ayahnya. Jadi tak pantas kiranya jika dengan menggunakan status khitbah atau
tunangan lantas kau bisa mengatur hidupnya, bebas untuk mengajak ia jalan
berdua tanpa mahram. Selama akad belum terucap, ia belumlah halal bagimu,
tetaplah untuk menjaga pandangan. Menjaga pandangan dengan menjaga lisan,
tindakan dan menjaga hati.
Sekali
lagi, jika kau memang sejati maka jangan kau ajak ia untuk pacaran. Jangan kau
sentuh hatinya jika belum siap menikahinya. Jangan kau rayu ia, jangan kau buat
ia sebagai bahan pelarian. Karena sekali saja menyakiti hati sang hawa, sulit
untuk ia melupakan apa yang sudah kau lakukan padanya.
Semoga
tulisan ini menginspirasi setiap ikhwan di indonesia, agar jangan pacaran
dengan dalih taaruf. Karena antara taaruf dan pacaran sungguh jauh berbeda. Sekian
sedikit ulasan, maafkan jika dirasa saya menggurui. Semoga kita semua tetap
terhindar dari memberikan harapan palsu lalu menyakiti hati seseorang. Amiiin
Autor:
Assadli
Belum ada Komentar untuk "Jangan Sentuh Hatinya Jika Tak Berani Menikahi"
Posting Komentar