Untukmu yang Pernah Singgah
Untukmu
yang jauh disana dan pernah singgah dihati. Apa kabarmu sekarang disana,
masihkah kau ingat diriku yang dulu pernah dihatimu. Menjalin kenangan yang tak
pasti, bersama mengarungi bahtera cinta kata pujangga. Lalu kemudian menemukan
jalan masing-masing.
Untukmu
yang pernah singgah, terimakasih untukmu telah menjadi bagian dariku. Jika kita
menoleh ke masa lalu, maka akan kamu temukan aku dalam jiwa penuh cinta ketika
bersamamu. Karena kamu adalah alasanku untuk bertahan, alasanku untuk berjuang.
Untukmu
yang pernah singgah. Dahulu, kamu menjadi alasan dari kebahagiaanku. Namun setelah
aku memilih untuk menyendiri, rasa itu sirna bersama kenangan bersamamu. Untukmu
yang pernah singgah dihati. Maafkanlah jika dahulu aku pernah menyakitimu,
membuatmu merasalakan sakitnya luka hati, membuatmu merasakan perihnya putus
cinta, membuatmu menangis dalam kesunyian, hingga membuatmu membenci lelaki
seperti diriku.
Untukmu
yang pernah singgah dihati. Masih kuingat ketika kita bercumbu kata saling
merayu dibawah rindangnya pohon cemara, kau tersenyum ketika setangkai mawar
kupetik untukmu. Kau tertawa ketika kelucuan nampak dalam sikapku. Mungkin, itu
akan menjadi kenangan suram bersamaku karena yang pernah kita lakukan hanyalah
sia-sia tanpa menorehkan sebuah makna, kecuali hempasan kenangan didinding
memori.
Untukmu
yang pernah menjadi pelita hatiku. Maafkan aku jika jalan itu harus aku pilih,
meninggalkan kamu, aku dan kita dalam desiran angin lalu kemudian membeku. Jika
kau menjadi diriku, mungkin tindakanmu akan sama pula ketika kedekatan dengan
keluarga dan Tuhan menjadi renggang. Padahal kau dan aku bukanlah siapa-siapa,
hanyalah dua insan yang terlena manisnya kata cinta dari bahasa bibir saja.
Untukmu
lembaran kisah dimasa lalu. Cukuplah kita sekarang hanyalah menjadi masa lalu,
kau dengan duniamu dan aku dengan duniaku. Tidak mengherankan jika memang kau
membenciku hingga sulit untuk memaafkanku, tetapi percayalah bahwa jalan itulah
yang terbaik kau dengan duniamu dan dunia sahabatmu. Bukan aku tak yakin dengan
rasaku, hanya saja aku ragu apakah rasaku benar adanya. Jika benar adanya, lalu
kenapa hatiku meragukannya. Mungkin karena jalan yang kita ambil bukanlah jalan
yang semestinya.
Untukmu
kekasih jiwa lembaran lama. Aku yakin, suatu ketika kau akan mengerti bahwa
jalan yang kita ambil adalah jalan yang terbaik, karena kau belumlah milikku,
karena kau belum halal bagiku. Bukan aku sok suci atau sok religius, tetapi
bukankah lebih baik jika kita tidak menjadikan hubungan palsu itu menjadi
ladang dosa yang terus-terusan mengalir disetiap detiknya. Ku harap kau
mengerti.
Sekali lagi aku ucapkan terimakasih untukmu,
terimakasih atas kenagan bersamamu dan terimakasih atas cinta semu itu. Jangan bersedih
dan jangan ragu, jika memang suatu saat Allah menakdirkan pertemuan itu maka
kita tidak bisa menolaknya. Namun jika tidak maka akan hadir seseorang yang
terbaik untukmu, untukku dan untuk kita.Autor: Assadli
Keren bang tulisannya, bikin baper haha
BalasHapus