Menjadi Pengantin Yang Dirindukan Surga
ilhamsadli.com,- Kali ini aku akan sedikit berbagi mengenai apa yang didapatkan dari acara Bedah Buku Psikologi Pengantin. Buku yang membahas ualasan lengkap bagaimana mempersiapkan diri menjadi seorang pengantin dalam pandangan Islam untuk bisa melahirkan generasi-generasi Qur'ani. Dalam buku ini dibahas mendetail sekali bagaimana sebenarnya Islam itu begitu komplek hingga menembus batas pemikiran manusia.
Mungkin sahabat sekalian penasaran kenapa judulnya berubah menjadi pengantin yang dirindukan surga. Ada banyak sekali alasan kenapa judulnya bukan reportase bedah buku Psikologi Pengantin. Salah satu alasannya karena sekali lagi dalam artikel ini tidak membahas terlalu detail mengenai bagaimana acarnaya melainkan apa yang disimpulkan dari acar tersebut.
Perjalanan Ke Lokasi
Perjalanan kali ini memang tidak jauh, karena hanya memakan waktu sekitar 90 menit. Aku yang berada di kota Jember sedangkan acara bedah bukunya berlokasi di Lumajang. Nah, pelaksananya adalah FPA (Forum Pecinta Al-Qur'an) dan tentunya pegiat literasi FLP (Forum Lingkar Pena) Cabang Lumajang. Perjalanan jauh ditempuh untuk menimba ilmu mengenai pernikaha, memang bisa dibilang semangat anak muda yang terbaik. Karena pada umumnya, setiap pemuda zaman now lebih tertarik dengan tema pernikahan daripada tema sejarah apalagi politik Walaupun tidak sedikit banyak juga yang memiliki ketertarikan dengan tema diluar pernikahan.
Baca Juga: 5 Alasan Seseorang Menunda Pernikahan
Termasuk aku salah satu bagian diantara yang tertarik dengan tema pernikahan. Kenapa demikian? karena keyakinan bahwa persiapan terbaik adalah ilmu dan iman. Nah, kedua hal ini saling berkesinambungan dan sulit terpisahkan. Jika diibaratkan, maka ilmu adalah pohonnya dan iman adalah akarnya. Dalam teori biologi tentunya pohon tidak akan kuat ketika akarnya tidak ada, begitupun dengan ilmu tanpa iman ibarat pohon tanpa akar. Sekali terkena angin maka akan mudah goyah bahkan roboh. Begitu pula dalam dasar pernikahan, butuh iman sebagai dasar yang kuat.
Perjalanan ini luamayan santai, tetapi tetap saja menegangkan. Terlebih lagi rem speda yang digunakan kurang bagus sehingga haruslah memperhitungkan dengan baik jarak untuk mulai melakukan penereman. Dan yang lebih penting adalah safety firt, helm, sarung tangan hingga semua yang diperlukan dalam berkendara haruslah benar-benar diperisapkan. Tetapi hal ini tidak menjadi beban bagiku yang sering melakukan perjalanan jauh dengan mengendarai speda motor, bukan hanya lintas kota tetapi juga lintas pulau. Jadi sudah terbiasa dengan perjalanan jauh.
Pembahasan Tentang Pernikahan
Pembahasan tentang dunia pernikahan memang selalu menjadi bahasan yang menarik untuk diulas. Tetapi kadang hanya dibahas bagian indahnya saja, sedangkan bagian pahitnya tidak dibahas. Tetapi kali ini berbeda, karena menjadi perlu untuk diperhatikan juga bagaimana dunia pernikahan. Gula, garam, asam, da semua bumbu masak menyatu dalam satu wadah, namun yang terlihat hanyalah hidangan yang membangkitkan selera saja. Kenyataannya memang demikian yang terlihat dari sudut pandang seorang pemuda-pemudi, tetapi seharusnya seorang tidak hanya memandang dari satu sisi saja.
Pernikahan itu bukan hanya soal menyatukan 2 insnan manusia yang bertujuan mempertahankan keturunan, tetapi sebenarnya memiliki misi dan tujuan yang besar. Karena jika hanya tujuan senang-senang atau sekedar mempertahankan pupulasi maka apa bedanya manusia dengan mahluk lain. Nah, disinilah kemudian islam berperan besar sebagai pembeda. Islam memiliki misi besar untuk memberikan regenerasi yang terbaik dengan akhlaq Qur'ani. Maka tentunya semuanya tidak bisa diraih jika hanya menyatukan 2 insan saja. Menyatukan dua insan, dua keluarga, dua suku, dua bangsa dengan tujuan dan maksud yang baik. Istilah romantisnya adalah bersama meraih surga.
Sejahat-jahatnya seorang pastilah ingin mendpatkan seseorang yang baik. Karena itulah naluri dari seorang manusia. Tetapi dengan patokan ini, akhirnya banyak dinatara pemuda yang terlalu sibuk utnuk mencari yang terbaik namun lupa untuk menjadikan dirinya sebagai pribadi yang pantas untuk mendapatkan yang terbaik.
Bahkan kasus di lapangan, hampir setiap orang memiliki seseorang yang diinginkan untuk dijadikan pendamping. Kemudian menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan, tetapi lupa bahwa apa yang kita butuhkan belum tentu apa yang kita harapkan. Karena sebenarnya manusia hanya bisa merencanakan. Bukan tidak mungkin, orang-orang yang seperti ini akan sangat terpuruk ketika seseorang yang diimpikannya menikah dengan yang lain. Karena hatinya sudah terlalu berharap kepada mahluk dan lupa hakikatnya bahwa hanya Allahl tempat menggantungkan harapan.
Baca Juga: Jodoh Itu Soal Pilihan
Oleh karena itu, agar manjadi sepasang pengantin yang dirindukan surga maka keimanan dan ilmu haruslah terlebih dahulu dipersiapkan sebelum hal lainnya. Menikahlah dengan niat beribadah serta merah surga, bukan hanya sekedar bersenang-senang saja. Semuanya haruslah dikembalikan pada tujuan dan hakikat dari sebuah pernikahan. Berjalan bersama untuk meraih surga, saling melengkapi dan menyempurnakan, karena semua manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan semuanya bisa menjadi sempurna ketika dua insan saling melengkapi.
Testimoni Acara Bedah Buku
Okey, nampaknya materi ini menarik dan serius. Kembali lagi ke acaranya yakni bedah buku. Aku pribadi sangat berterimakasih pada teman-teman FLP Lumajang sudah menjadi fasilitator para penggila ilmu. Acaranya yang meriah dan wow membuat niali plus tersendiri untuk teman-teman FLP Lumajang dan FPA sebagai penyelenggara.
Sekali lagi, aku bisa berbincang sebentar dengan orang hebat seperti Bunda Sinta Yudisia. walaupun hanya sebentar tetapi sudah cukup memberikan kesan baik. Oh ya, sebelum acara dimulai harusnya kami mendapatkan buku "Psikologi Pengantin" tetapi karena stok sudah habis akhirnya tidak ada buku untuk dibawa pulang. Sebuah fakta menariknya adalah buku habis dan uang di dompet kurang karena lupa menaruh uang 50.000 dimana. Jadi timingnya pas, bayangkan saja jika bukunya ada tetapi uang ternyata hanya cukup untu tiket saja.
Faktanya dilapangan membuktikan bahwa peserta yang hadir 75% adalah akhwat, dan sisanya ikhwan, mungkin persentasenya bisa lebih dari itu. Hal ini membuktikan bahwa ternyata akhwat lebih siap daripada ikhwan. Tetapi tetap saja yang seharusnya lebih siap adalah seorang ikhwan sebagai calon imam.
Aamiin...smg disegerakan menjemput bidadari surga 😅
BalasHapusManis sekali judulnya mas. Semoga dimudahkan menjadi pengantin yang dirindukan surga ya. Aamiin
BalasHapusCakep. bacaan wajib para jomblowan dan jomblowati.
BalasHapusDitunggu undangannya...
wah... aku jadi pingin baca bukunya, ya memang pernikahan bukan sekedar ijab qabul aja, sebelum tiba di titik itu, kita memang harus memiliki ilmu pernikahan yang banyak untuk menjemput jodoh pilihan Allah...
BalasHapusNah, tunggu apa lagi mas ilham, jemput troooss..iman sudah ada, ilmu sudah OK. :)
BalasHapushihi jadi ingat beberapa tahun lalu juga ada acara seminar pernikahan dan yang ikut 80% akhwat. entah kemana pada ikhwannya
BalasHapus