[Puisi] Kala Langit Sore Menjawab
Bibirku pilu, membeku
Melihat langkahmu tegas menghampiriku
Dengan keyakinan besarmu, untuk dapat memikat hati orangtuaku
Semoga Allah memudahkan langkahmu
Aku menunggu penuh ragu
Akankah jawaban itu terbelenggu
Karena ratusan pertanyaan Ayah yang membuatmu termangu
Dinding ruang tamu menjadi saksi keberanianmu
Wajahmu pucat pasi
Tatapan itu mulai tak bereaksi
Apakah pertanyaan Ayah kolot dan basi?
Atau kau sudah bosan dengan situasi?
Bukan hanya kamu, aku pun menanti gelisah
Menunggu dengan do’a tanpa suara
Mengumpulkan kembali asa yang mulai menyerah
Menyeka air mata yang ingin tumpah
Hampir satu jam aku menunggu cemas dibalik tirai
Menanti sebuah jawaban di sore hari ini
Atas mimpi indah yang ingin kita raih
Tanpa ridhonya, mimpi itu tak akan berarti
Percakapan ini telah usai, ruang tamu lengang
Ayah dan kamu diam, tegang
Membuat fikiran negatif terngiang-ngiang
Mengapa mereka tak terlihat riang?
Ayah, waktu berlalu sangat cepat
Umurku kini dua puluh empat
Masa remajaku kini siap kulepas
Terimakasih atas pilihan terbaik Ayah yang tak akan pernah bisa kubalas.
Penulis:
Tarwia Ulfah
Anggota FLP Jombang
Mahasiswa Sastra Inggris
Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang.
Ini puisi tentang melamar pujaan hati ya kang?
BalasHapusYa kurang lebih seperti itu 😊😊
HapusTapi itu pengalaman orang lain hahaha
Puisinya keren... Lebih keren kalau kaka comen gak pakai link hidup... Jd bisa ngebolang ke artikel terbaru Dan d approve komen kecenya ����
BalasHapusO.k... lain kali pake link homepage aja 😊😊
HapusKeren puisinya kak, ��
BalasHapushuhu jadi kangen ayah, semoga beliau sehat selalu.
BalasHapusWah keren. Semoga ini pengalaman pribadi penulis puisinya.
BalasHapusDan semoga semuanya lancar serta berkah.
Dari dulu, bikin puisi itu aku slalu stuck :). Ntah napa susah bgt dpt kata2 berima gitu yg nyambung ama puisinya :p. Bagus puisinya mas :). Aku lbh suka yg maksudnya lgs jelas gini. Drpd yg kata2 mbulet ga jelas :)
BalasHapus