Sebuah Harapan : Semoga Ini Ramadhan Terakhir
Ilhamsadli.com,- Sebuah Harapan : Semoga Ini Ramadhan Terakhir. Tidak terasa ternyata bulan ini saya aka berusia 25 tahun, umur yang cukup matang untuk tidak hanya membangun mimpi tetapi juga cukup matang untuk membangun rumah tangga. Bulan ini, menjadi sebuah cambukan keras untuk saya pribadi yang masih belum bisa menjadi apa-apa. Tetapi Alhamdulillah masih dikaruniakan kesehatan dan kesempatan untuk kembali berjumpa dengan bulan penuh kemuliaan, Bulan Rmadhan. Maka tentunya saya menggantungkan harapan semoga ini Ramadhan terakhir.
Semoga ini Ramadhan terakhir. Karena saya berharap, bukan luka yang ditinggalkan melainkan rindu. Bukan karena apa, tetapi saya berharap ramdhan ini adalah ramadhan terakhir untuk jiwa penuh dosa kembali suci layaknya bayi terlahir kembali. Sungguh disayangkan apabila ketika ketika ia berlalu dan yang tersisa hanya kenangan dan yang tertinggal hanya penyesalan. Tidak ada jaminan seorang seperti saya ini akan berjumpa lagi dengan bulan penuh berkah ini, atau bahkan tidak ada jaminan esok saya masih bernafas.
Semoga ini Ramadhan terakhir. Iya terakhir menjadi seorang yang berlumur dosa, karena semakin bertambah usia semakin sadar diri bahwa Allah masih menyayangi dan memberikan kesempatan untuk berbuat baik. Mulai dengan hal yang sederhana misalnya, karena sungguh hidup selama 24 tahun menjadikan diri sadar bahwa dosa semakin bertambah, amalan sedikit, sedangkan maut bisa datang kapan saja. Semoga benar, ini ramadhan terakhir menjadi seorang insan yang tangannya penuh dengan dosa.
Semoga ini Ramadhan terakhir. Iya, terakhir menjadi seorang yang samasekali belum produktif. Masih saja malas untuk menebar kebaikan melalui tulisan, padahal diri mampu menulis dan bisa melakukannya. Seakan waktu dibiarkan berlalu dan sia-sia, seperti angin yang hanya numpang lewat tanpa memberi manfaat. Apakah iya? Seorang insan yang pada hakikatnya memberi manfaat malah tidak bermanfaat samasekali, meskipun itu hanya untuk kalangan keluarganya saja.
Semoga ini Ramadhan terakhir. Iya, terakhir sendiri karena berharap Ramadhan tahun depan sudah punya pendamping. Karena saya merasa umur 25 sudah cukup untuk menempuh rumah tangga, dengan modal keyakinan bahwa Allah akan selalu bersama hamba-Nya. Sudah beberapa kali menerima tawaran untuk dicarikan pendamping, namun apa daya seorang seperti saya masih bersembunyi dibalik kata belum siap, belum mapan, belum ini dan belum itu. Saya rasa, sudah cukup bersembunyi dibalik kata belum itu. Bismillah saja dahulu.
Sadarlah duhai diri, sadarlah.
Semoga Ramadhan terakhir buka dan sahur tanpa pendamping...
BalasHapusWkwk