Sumber Energi Terbarukan Itu Bernama Minyak Jelantah, Emang Boleh Seaware Itu?
Ilhamsadli.com,- Energi menjadi salah satu kebutuhan primer manusia saat ini, tapi bagaimana jadinya kalau sumber energi ini habis? Karena menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature, hampir 90% batu bara dan 60% sisa minyak dan gas. Energi fosil dapat habis karena sumber daya ini terbentuk dalam waktu yang sangat lama, jutaan tahun.
Sementara itu, konsumsi manusia terhadap energi fosil jauh lebih cepat. Akibatnya, persediaan energi fosil semakin menipis dan tidak dapat diperbarui dalam waktu yang singkat. Namun di sisi lain ternyata energi fosil ini memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan.
Penggunaan energi fosil memiliki dampak yang serius terhadap lingkungan, seperti: menipisnya cadangan sumber daya, pemanasan global, hujan asam, gelombang pasang, perubahan iklim, kerusakan ekosistem, melonjaknya harga minyak. serta hasil pembakaran energi fosil juga berdampak buruk bagi kesehatan, seperti: meningkatkan risiko kematian akibat stroke, penyakit jantung, kanker paru-paru, penyakit pernapasan lainnya.
Indonesia masih menggunakan energi fosil dalam jumlah yang tinggi. Pada tahun 2022, penggunaan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia baru mencapai 12,3%, padahal, targetnya adalah 15 % (dikutip dari rri.co.id)
Sudah Saatnya Indonesia Beralih Ke Sumber Energi Terbarukan
Krisi iklim yang kita alami beberapa tahun terakhir tentu adalah buah dari pemanfaatan energi fosil yang kian menipis. Maka sudah seharusnya untuk mulai beralih ke sumber energi terbarukan. Selain rendah emisi, energi terbarukan juga ramah lingkungan dan bahan bakunya lebih murah, serta membuka potensi lapangan kerja baru.
Emisi karbon atau lebih sering kita kenal dengan istilah gas rumah kaca menjadi salah satu landasan pertimbangan utama dalam pemanfaatan energi terbarukan karena memiliki keterkaitan langsung dengan krisis iklim. Bahkan “secara global, penggunaan energi terbarukan mampu menurunkan 1,25% emisi Co2 per kapita” (Szetela, et al., 2022).
Sumber energi terbarukan yang sudah tersedia di alam dengan kondisi melimpah dan seringkali tidak memerlukan proses yang panjang untuk mendapatkan bahan bakunya, artinya tidak hanya murah tetapi juga efisien dalam hal waktu. Selain memang bisa dibilang sebagai sumber energi dengan minim risiko.Tetapi tentu ini semua akan bisa diterapkan apabila pemerintah sudah ketok palu dalam hal penentuan kebijakan. Menjadi patut untuk disegerakan adalah karena dunia sudah banyak memberikan perhatian lebih untuk penggunaan energi terbarukan ini, misalkan saja G20 di Bali kemarin.
Selain itu juga, pihak Pertamina sebenarnya sudah tau bagaimana potensi dari energi terbarukan di Indonesia, khususnya untuk Geothermal (Panas Bumi). Selain ini juga masih ada energi bayu, energi air, energi surya dan biomassa hingga biodiesel. Jadi tinggal menunggu proses yang panjang untuk kemudian Indonesia memproduksi besar-besaran energi listrik dari sumber energi terbarukan dan perlahan meninggalkan fosil.
Minyak Jelantah Adalah Alternatif Bahan Baku Bioenergi
Bioenergi adalah energi yang berasal dari organisme biologis atau bahan organik. Bioenergi adalah energi terbarukan yang memanfaatkan zat organik atau hayati sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Tiga jenis sumber yang menghasilkan bioenergi adalah Biofuel (biodiesel, bioetanol), Biogas, Biomassa padat (serpihan kayu, biobriket, residu pertanian), bisa juga berasal dari limbah hutan dan limbang pangan.
Untuk sumber limbah pangan ini adalah minyak jelantah. Menurut penelitian, minyak jelantah ini memiliki komposisi kimia yang menyerupai minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel. Limbah bernama minyak jelantah ini bahkan ada di sekitar kita, dan mungkin tidak banyak yang aware bahwa minyak jelantah ini sebenarnya adalah harta terpendam yang ada di sekitar kita.
Menjadi potensi dan perlu diperhatikan adalah karena menurut hasil riset dari Traction Energy Asia di tahun 2022 melalui kak Refina selaku Research Manager Traction Energy Asia menyampaikan bahwa “Total potensi minyak jelantah dari rumah tangga dan unit usaha mikro di level nasional adalah 1,2 juta kilo liter”.
Memang ada banyak cara pemanfaatan minyak jelantah, bahkan minyak jelantah biasa bisa diekspor ke luar negeri karena ternyata luar negeri seperti Vietnam dan Singapura sudah menggunakannya. Kalau ingin lebih tahu, ada banyak hal yang bisa dibuat dari minyak jelantah, misalkan saja membuat lilin aromatherapi dan masih banyak lagi. Tetapi mari kali ini kita fokus pada sumber energi terbarukan.
Belum ada Komentar untuk "Sumber Energi Terbarukan Itu Bernama Minyak Jelantah, Emang Boleh Seaware Itu?"
Posting Komentar